Harga CDI Motor - produsen CDI Motor yang baik mesti mencantumkan daya dari CDI mereka lantaran perihal ini pula sebagai jaminan bahwa product mereka memanglah bagus. Lantaran daya CDI itu sangatlah tergantung pada arus input, jadi tidak heran bila produsen CDI terpenting senantiasa keluarkan spesifikasi CDI sesuai sama keperluannya. Hal semacam ini ditujukan supaya tak berlangsung “tekor” pada accu yang dipakai. Juga sebagai contoh, pada aplikasi CDI untuk kepentingan harian (daily use) mesti dikompensasi pada daya yang dipakai dengan penggunaan arus yg tidak melebihi kemampuan pengisian accu. Contoh yang lain pada aplikasi pengapian untuk drag race. Untuk masalah itu mungkin saja saja tak mempertimbangkan berapakah arus pengisian accu. Lantaran pada drag race mesin cuma hidup sepanjang sebagian menit saja serta sepanjang ini juga seluruhnya sumber daya yang ada di mesin di explore sebanyak mungkin termasuk juga pemakaian daya CDI sebesar-besarnya dengan arus optimal dari accu yang dipakai.
Timing pengapian serta setingan lain pasti juga punya pengaruh pada hasil akhir performa mesin, tetapi bila kita saksikan dari segi CDI tersebut, daya output lah yang memastikan kwalitas CDI. Dengan timing serta setingan lain yang sama, CDI dengan daya yang semakin besar bakal membuahkan performa mesin yang tambah baik.
Ignition timing
contoh timing pengapian
Dari paparan di atas jadi bisa diambil kesimpulan bahwa mustahil bikin CDI dengan spesifikasi “high energy” tetapi dengan mengkonsumsi arus yang kecil, serta sudah pasti hal semacam ini bertentangan dengan hukum daya. Ingatlah bahwa rumus daya, tegangan, arus (hukum kekekalan daya) yaitu telah masak dengan kata lain telah tak dapat diutak-atik lagi hingga seluruhnya hitungan dari spesifikasi CDI terang tak berbohong.
Dalam keseluruhnya pengetesan itu dipakai kurva yang sudah direferensikan oleh semasing produsen CDI. BRT meminta click kurvanya disetting di posisi angka 8 yang berarti timing pengapian di atur pada 35 derajat saat sebelum titik mati atas. Rextor pilih kurva di taruh di posisi angka 0. Tengah Cheetah Power merekomendasikan untuk memakai kurva pertama. Serta XP202 lantaran tak mempunyai pilihan kurva jadi segera colok.
Daftar Harga CDI Terbaru
Harga CDI XP
Harga CDI BRT
Harga CDI TDR
Harga CDI Varro
Harga CDI Rextor
Harga CDI Vortex
Harga CDI Predator
Harga CDI Indoparts
Harga CDI Cheetah Power
Harga CDI Motor RacingDalam keseluruhnya pengetesan itu dipakai kurva yang sudah direferensikan oleh semasing produsen CDI. BRT meminta click kurvanya disetting di posisi angka 8 yang berarti timing pengapian di atur pada 35 derajat saat sebelum titik mati atas. Rextor pilih kurva di taruh di posisi angka 0. Tengah Cheetah Power merekomendasikan untuk memakai kurva pertama. Serta XP202 lantaran tak mempunyai pilihan kurva jadi segera colok.
Pengetesan Step 1 : Siapa Limiter Paling tinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dikerjakan dengan rpm mtr. merk BRT. Suhu mesin dibanderol 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Semasing CDI bisa giliran digeber dua hingga tiga kali. Akhirnya waktu di gas pada putaran mesin (rpm) tertinggi, seluruhnya CDI itu dapat bikin mesin berteriak kian lebih 12. 000 rpm. Banding dengan CDI standard yang cuma bermain di angka 9. 000 rpm.
CDI Standard = 9. 841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12. 930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12. 700 rpm
CDI XP = 12. 400 rpm
CDI REXTOR = 12. 280 rpm
Pengetesan Step 2 : Siapa Akselerasi Paling cepat?
Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET. com pengetesan akselerasi diawali pada pukul 11 malam waktu keadaan jalan telah betul-betul lengang. Panjang lintasan seputar 300 mtr., 200 mtr. untuk pengetesan serta 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek itu serupa panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 mtr..
Keadaan mesin terus standard tanpa ada gantian apa pun. Serta seluruhnya tester (Bintang pradipta, Spidlova serta Popo) mempunyai peluang 2 kali running untuk setiap CDI. Hasil dibawah itu di ambil catatan saat paling baik untuk 100m serta 200m. Catatan saat sepanjang pengetesan itu diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI Standard
Spidlova
Distance (m) Time (s)
0-100 10. 0
0-200 14. 7
Bintang Pradipta
0-100 11. 7
0-200 16. 7
Popo
0-100 09. 0
0-200 14. 1
CDI BRT Neo Click
Spidlova
Distance (m) Time (s)
0-100 10. 3
0-200 15. 1
Bintang Pradipta
0-100 09. 4
0-200 14. 2
Popo
0-100 08. 5
0-200 13. 3
CDI Cheetah Power CP 400
Spidlova
Distance (m) Time (s)
0-100 08. 1
0-200 12. 9
Bintang Pradipta
0-100 09. 6
0-200 14. 6
Popo
0-100 09. 3
0-200 14. 4
CDI XP
Spidlova
Distance (m) Time (s)
0-100 09. 5
0-200 14. 4
Bintang Pradipta
0-100 09. 7
0-200 14. 6
Popo
0-100 09. 1
0-200 14. 0
CDI REXTOR
Spidlova
Distance (m) Time (s)
0-100 10. 6
0-200 15. 4
Bintang Pradipta
0-100 09. 6
0-200 14. 5
Popo
0-100 09. 2
0-200 14. 1
Pengetesan Step 3 : Sipa Mengkonsumsi Bahan Bakar Teririt?
Pengukuran mengkonsumsi bahan bakar dikerjakan dengan memakai burette (gelas ukur), langkah pengetesannya dengan lihat siapa yang paling cepat menggunakan 100ml bensin. Dengan cara simpel dari akhirnya dapat dipandang, yang cepat habis bermakna boros tengah yang lama abisnya bermakna hemat.
Waktu pengetesan motor dalam situasi diam dengan suhu mesin dibanderol pada lebih kurang 70 derajat celcius. Serta putaran mesin di buat statis pada 5000rpm. Pengukuran dikerjakan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, serta David. Didapat hasil rata-rata seperti berikut :
CDI Standard : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11, 84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7, 89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1, 31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1, 31%)
Pengetesan Step 4 : Siapa Power Paling tinggi?
Test paling akhir itu dikerjakan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic punya bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dikerjakan tanpa ada gantian apa pun pada motor. Bahkan juga settingan angin serta bensin pada karburator di buat seragam walau gonta ubah CDI. Pengetesan dikerjakan 2 kali, dengan spuyer standard serta dengan spuyer yang telah naik satu step dari standard. Ukuran 35/75 jadi 38/78.
CDI juga terus memakai pilihan click/kurva yang sama juga dengan 3 test pada awal mulanya. Pada pengetesan itu suhu mesin dibanderol seragam pada 90 derajat celcius saat sebelum mesin digas. Karena blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin sepanjang pengetesan dapat stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Serta setiap CDI mempunyai peluang 5 kali run. Hasil yang didapat cukup mengagetkan.
Session pertama tanpa ada jeting
Max Power CDI Standard : 8 dk
Max Power CDI XP : 7, 8 dk
Max Power CDI Rextor : 7, 9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7, 3 dk
Max Power CDI BRT : 7, 7 dk
Session ke-2 dengan jeting
Max Power CDI Standard : 7, 4 dk
Max Power CDI XP : 6, 1 dk
Max Power CDI Rextor : 7, 5 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 6, 8 dk
Max Power CDI BRT : 7, 3 dk
Mudah-mudahan tulisan itu berguna serta makin menaikkan wawasan kita tentang apakah itu CDI, bagaimanakah CDI yang baik serta seberapa besar daya pembakaran yang dihasilkan dan apapun konsekwensi yang diakibatkan dengan pemakaian CDI yang kita pakai.